Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bis Sekolah Pariaman

28 Mei 2013 | 28.5.13 WIB Last Updated 2013-05-28T14:56:08Z




Salah satu masalah yang muncul di Kota Pariaman adalah banyaknya orang tua murid yang mengeluh soal kendaraan bagi anak-anak mereka yang sekolah. Jarak sekolah dengan rumah lumayan jauh, terutama akibat tidak semuanya bisa dicapai lewat jalur angkutan umum. Orang tua akhirnya memilih untuk mengantarkan anaknya, bagi yang punya kendaraan. Yang lainnya, menyewakan ojek untuk sampai ke sekolah. 

Namun, ada masalah yang lebih besar, yakni orang tua terpaksa membelikan anak-anaknya sepeda motor. Tidak jarang terjadi pertengkaran antara anak dan orang tua. Demi menyekolahkan anak-anaknya, orang tua mengalah. Bisa dibayangkan berapa ongkos yang harus dikeluarkan untuk biaya bahan bakar, perawatan, belum asuransi kecelakaan. Beberapa kali saya datang ke rumah sakit di Kota Pariaman, untuk menjenguk korban kecelakaan lalu lintas. Bahkan, saya juga menghadiri pemakaman seorang anak sekolah yang meninggal karena kecelakaan. 

Keberadaan sepeda motor membawa aktivitas lanjutan, dari sekadar jalan-jalan di pantai Pariaman atau ke wilayah lain, sampai trek-trekan di malam hari. Calon Wakil Walikota saya, Joserizal, ketika menjadi Kepala Satpol Polisi Pamongpraja, beberapa kali menangkap anak-anak sekolah. Hal ini terkait dengan Peraturan Daerah Kota Pariaman menyangkut penyakit masyarakat. Salah satunya pacaran di tempat sepi. Ada orang tua yang meminta agar anak-anaknya dibina oleh Satpol PP, karena sudah “capek” memberi peringatan.
Saya tentu menyadari bahwa anak-anak sekolah adalah teenager dalam artian masa pertumbuhan. Dari anak-anak, remaja, menjelang dewasa. 

Asmara adalah bagian dari dinamika anak-anak muda. Kita hanya perlu melakukan edukasi tentang pacaran yang sehat. Bagaimanapun, seorang anak sekolah bukanlah mesin yang wajib diisi penuh dengan seluruh ilmu pengetahuan, lalu menjadi asosial. Hal ini justru akan memicu krisis identitas yang lain. Pergaulan di kalangan anak-anak sekolah adalah bagian dari pembentukan karakter diri.

***

Dari paparan persoalan di atas, pasangan IJP JOSS memprogramkan satu solusi, yakni menyediakan bis sekolah untuk anak-anak sekolah, termasuk guru kelas. Dengan bis sekolah, anak-anak sekolah memiliki kesempatan untuk saling mengenal, sejak pergi ke sekolah sampai pulang sekolah. Mereka berada di dalam bis yang sama, bisa saling becanda. Intinya, mereka tetap bisa saling berkomunikasi, naksir atau apapun, tetapi di dalam kendaraan yang memang berfungsi mengantarkan mereka ke sekolah dan memulangkan ke rumah. 


Dengan bis sekolah, orang tua tidak lagi perlu khawatir tentang anak-anaknya. Minimal untuk mengantar dan menjemput, sesuai dengan jadwal bis sekolah. Mereka dijemput di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan, sesuai dengan jalur bis sekolah, lalu di antarkan ke tempat yang sama. Sopir dilatih untuk mengenali masing-masing anak sekolah yang dibawanya, serta menjadi akrab dengan orang tua sang murid. Grup-grup pergi dan pulang sekolah terbentuk, dengan cara itu mereka saling tolong menolong kalau ada kesulitan. Anak-anak sekolah itu juga akan saling mengingatkan. 

Keuntungan geografis Kota Pariaman adalah tidak terlalu besar untuk ukuran sebuah daerah. Apalagi, hampir semua jalannya bagus menuju lokasi sekolah. Jangan bayangkan bis sekolah adalah bis tingkat seperti dulu pernah ada di Jakarta. Bis sekolah bisa saja hanya mobil seperti angkutan kota, tetapi diberi nama bis sekolah. Bis yang benar-benar terjangkau dengan APBD Kota Pariaman. 

Bis yang juga bisa masuk ke jalan-jalan kecil di seantero Kota Pariaman. 

Tentu perlu perhitungan lagi, berapa jumlah sekolah yang ada di Kota Pariaman dan berapa bis sekolah yang perlu disediakan. Apakah semua sekolah akan diberikan bis sekolah? Ini perlu pengkajian lebih lanjut, terutama dari sisi ketersediaan anggaran. Tapi, kami berkomitmen, minimal menyediakan satu bis sekolah untuk satu sekolah tingkat menengah atas. Bagaimanapun, sebuah kebijakan perlu latihan dan latihan dalam melaksanakan. Jangan sampai nanti justru jadi kendala baru di masyarakat.

***

Kami tentu menyadari bahwa sebuah kebijakan atau program tidak menyenangkan semua pihak. Contohnya adalah para pengojek. Penghasilan para pengojek yang biasa mengantar dan menjemput anak-anak sekolah tentu akan berkurang. Tapi kami yakin bahwa bagi pengojek yang punya anak di sekolah, justru akan membantu mereka juga. Jadi, ada yang rugi, tetapi ada juga yang untung, kalau dilihat dari sisi ekonomi. 


Di sinilah letak pentingnya program ini, yakni memberikan nilai manfaat yang lebih besar kepada masyarakat yang anak-anaknya sekolah. Apapun profesi orang tuanya. Dengan program ini, keselamatan pelajar lebih bisa dijamin, begitu juga kepastian bahwa mereka benar-benar pergi ke sekolah dan pulang ke rumah menurut jam yang ditentukan. Anggaran biaya lebih bisa ditekan. Kenyamanan juga bisa ditingkatkan. Kelelahan anak-anak sekolah bisa ditekan, karena mereka tidak mengendarai kendaraan sendiri atau membonceng. 

Sekolah pada prinsipnya tanggung-jawab banyak pihak. Bersekolah juga membutuhkan biaya mahal. Kota Pariaman sama sekali tidak memiliki sumberdaya alam yang bisa dijadikan sebagai sumber mata pencaharian. Dengan pendidikan, sumber daya manusialah yang ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Kami yakin, anak-anak Pariaman bisa bersaing dan memiliki kemampuan otak yang baik. Rata-rata anak-anak sekolah yang memakan ikan dan tinggal di pesisir, memiliki kelincahan tersendiri. Nilai tambah inilah yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan. 

Pihak lain diluar pemerintah juga bisa menyumbangkan bis-bis sekolah. Misalnya, pihak swasta atau kalangan pengusaha. Begitu juga perusahaan-perusahaan, baik milik pemerintah atau swasta. Begitu juga lembaga-lembaga bantuan pendidikan dari dalam dan luar negeri. Yang lain adalah pihak alumni sekolah, termasuk orang tua murid dengan cara badoncek. Saya yakin, apabila mutu sekolah meningkat, orang tua kalangan murid yang kaya bersedia menyumbang ke sekolah, termasuk gotong royong menyediakan bis sekolah untuk anak-anaknya. 

Tentu bis sekolah ini tidak hanya dipakai untuk kegiatan antar-jemput murid dan guru. Bis sekolah bisa digunakan untuk liburan sekolah, arisan sekolah, menjenguk anak-anak sekolah yang sakit, atau bahkan juga menghadiri pelepasan alumni sekolah yang melanjutkan ke gerbang pendidikan yang tinggi. Dengan manajemen yang baik, bis sekolah bisa jadi akan memberikan nilai manfaat yang lebih besar, dari hanya sekadar mengurangi biaya orang tua murid.


Oleh : Indra Jaya Piliang, Calon Walikota Pariaman
×
Berita Terbaru Update