Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pasa Piaman 02 (Sia yang Berhak?)

21 Desember 2012 | 21.12.12 WIB Last Updated 2012-12-23T05:11:57Z

 " Ado yang bacakak tadi teh, tukang parkir dan pedagang kaki limo (PKL)."
   " Pasalnyo mereka merasa kalau tapi jalan tu milik mereka, padahal itu kan sarana
   umum milik publik, iyo kan teh?"

Demikian "sms" yang dikrimkan oleh pendengar lewat No. hp "Damai" khusus untuk menerima pesan pendengar " 0853 6523 5910" yang biasanya  tidak pernah sepi pengaduan, kritikan, atau saran saat kami menghadirkan acara " Carito Pagiko " Senin - Sabtu mulai pukul 07.00 - 09.00 WIB.

Saya dan teman Saya "Ajo manih"  tersenyum kecut membaca sms tersebut. Hal ini sudah kita duga, kondisi seperti ini akan terjadi selama tidak ada aturan yang jelas menyangkut siapa yang boleh memakai pinggiran jalan termasuk trotoar juga pagar pembatas yang dibuat di Pasar Pariaman tersebut.

Hari ini aturan itu tidak jelas kalau merujuk kepada aturan yang sebenarnya, apa yang di sms kan itu ada benarnya, itu hak pejalan kaki dalam hal ini, pengunjung "Pasa Piaman"  yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja keperluan sehari-hari.

Kalau mau jujur, ibu-ibu tersebut sebenarnya sangat mengeluh dengan kondisi Pasar Pariaman yang tidak jelas pengaturannya.
" Kalau ndak terlalu penting, awak balanjo di lapau sajo", 
Demikian komentar ibu-ibu yang sering kita dengar, termasuk saya pribadi.

Jadi, wajar kalau "Pasa Piaman" kelihatan tidak bergairah dan pedagang merasakan akibatnya, lalu sampai kapan hal ini akan dibiarkan?

Ada yang mengatakan sampai Pemilukada 2013 mendatang, karena para kandidat Balon Walikota dan Wakil Walikota Pariaman yang akan bertarung di Pemilukada 2013 pasti akan menjadikan "Pasa Piaman" sebagai salah  satu janji kampanye nya.

Tapi saya tidak yakin, karena pemimpin yang terdahulu menurut " Dunsanak pedagang yang ada di Pasa Piaman" juga berjanji akan memberikan kenyamanan pada pedagang dan pengunjung pasar. Bahkan menurut mereka lagi, ketika itu Bapak dan Ibu yang jadi pemimpin saat ini hampir tiap hari datang meminta dukungan.

Namun setelah yang mereka inginkan diperoleh, kita tidak tau lagi Bapak dan Ibu "itu" belanja dimana. Jangan-jangan mereka tidak belanja di Pasa Piaman melainkan di mall, atau swalayan di kota lain. Hal itu dimungkinkan karena mereka punya fasilitas lebih dari negara. Entahlah......

(CATATAN"UTEH-DAMAI FM" 21 Desember 2012)
×
Berita Terbaru Update