Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jual-Beli Akun Facebook Bajakan Bagi Pedagang Online

28 November 2012 | 28.11.12 WIB Last Updated 2012-11-28T05:39:12Z
13540744821588214734


(PERLU DIWASPADAI TERUTAMA BAGI PEMILIK OLSHOP) 

Anda punya akun facebook yang aktif digunakan hampir setiap hari? Akun facebook anda sudah berusia lebih dari 2 tahun? Anda punya banyak pertemanan di facebook? Anda sering mengunggah produk dagangan anda ke facebook dan menjadikan facebook sebagai sarana berjualan secara onlen? Kalau setidaknya 3 dari 4 jawaban atas pertanyaan itu jawabnya “YA”, maka anda perlu waspada,karena kemungkinan besar akun facebook anda sedang jadi incaran hacker.

Adalah teman saya – sebut saja namanya Santi – pemilik sebuah rumah sulam yang memproduksi beragam asesories dan produk fashion berbahan sulam dan bordir, beberapa bulan lalu dibajak akunnya. Beruntung dia memiliki 2 akun yang berbeda : 1 akun pribadi dengan namanya sendiri, 1 akun yang baru dibuat sekitar setahun terakhir, dengan nama rumah sulamnya. Akun baru ini dioperasikan oleh pegawainya, khusus untuk memasarkan produk rumah sulamnya. Untuk pertemanan, Santi meng-add semua temannya di akun FB pribadinya. Memang dulu sebelum rumah sulamnya sebesar sekarang dan masih industri rumahan sambil lalu, Santi memasarkan produknya lewat akun FB pribadi. Karena banyak peminat dan produknya makin beragam, barulah Santi membuat akun khusus untuk  memasarkan produknya. Tak heran kalau jumlah pertemanan akun baru ini cukup banyak meski baru berumur setahunan.

Beberapa bulan lalu Santi mengirim inbox melalui akun FB pribadinya, kepada teman-teman FB yang juga memiliki pertemanan denganakun FB rumah sulamnya. Ia meminta dukungan untuk memblokir akun FB atas nama toko elektronik tertentu di Batam yang tak lain adalah yang kini mengoperasikan eks akun FB atas nama rumah sulamnya. Jadi pemilik baru cukup mengubah tampilan cover dan profil picture timeline FB-nya, lalu memanfaatkan jaringan pertemanan yang sudah ada ia tinggal men-tag semua produk elektronik jualannya. Pantas saja sejak beberapa waktu sebelumnya tiba-tiba saja saya sering mendapat tag barang-barang elektronik dari sebuah toko yang saya tak pernah merasa memiliki pertemanan dengannya.

Kejadian serupa terulang pada teman FB saya yang lainnya. Senin pagi, saat membuka beranda FB, mata saya tertuju pada update status salah seorang teman. Ia menulis kemarin iseng-iseng bersama keluarganya mendatangi suatu tempat yang menjual berbagai gadget type baru yang dikiranya buatan China ternyata original buatan negara produsennya, barang masih bersegel tetapi harganya luar biasa murah. Ia menyebut penjualnya adalah “petinggi” di Bea Cukai. Tak lupa ia menambahkan kalau ada yang berminat, ia bersedia memberikan nomor HP-nya agar peminat bisa menghubungi langsung.
Saya merasa aneh dengan status itu, sebab Mbak Esty – sebut saja begitu – yang saya kenal adalah seorang yang sangat kalem dan low profile, sangat tidak gadget minded dan kalaupun ia memborong beberapa gadget sekaligus (seperti disebut dalam status itu) tak mungkin memamerkan di FB. Apalagi barang itu “meragukan” kehalalannya. Mbak Esty yang saya kenalsangat wara’ alias berhati-hati untuk barang syubhat semacam itu.

Saya pun tergerak untuk mengingatkannya, apakah tak mungkin itu barang-barang bajakan atau selundupan atau barang sitaan / barang bukti yang kemudian diperjualbelikan. Berkali-kali saya coba posting komentar, tapi tak bisa. Akhirnya saya abaikan saja sambil masih penasaran dengan ulah Mbak Esty yang aneh.

Tak lama kemudian, Mbak Esty menginbox saya. Karena saat itu sedang onlen, saya pun meladeni chatingnya. Tanpa pendahuluan salam seperti biasanya, Mbak Esty langsung menanyakan apakah saya sudah meng-upgrade FB saya. Katanya semalam ada pengumuman melalui sebuah TV swasta, kalau FB tak di-upgrade akan ditutup oleh pihak Facebook. “Kan sayang sudah punya teman banyak trus ditutup FBnya. Disini upgradenya” tulisnya sambil menyertakan link. Saya jawab kalau saya belum pernah mendengar pengumuman FB itu. Tapi saya akan pelajari dulu link yang dia berikan. Mbak Esty tak menjawab lagi.

Ketika link saya click, ternyata masuk ke aplikasi facebook. Anehnya, posisinya justru seperti ketika kita belum masuk ke akun FB, jadi diminta mengisi alamat email dan password. Saya pun mengisikan alamat email dan password FB. Begitu saya click tombol “sign in”, langsung menuju ke sebuah laman error. Saya copy notifikasi error dari laman tersebut, lalu saya paste ke kolom inbox chating dengan Mbak Esty. Saya tanyakan kenapa yang muncul seperti itu. Tapi Mbak Esty tak pernah lagi menjawab.
Esok paginya sebelum Subuh, ada inbox FB dari pemilik akun yang tidak saya kenal. Orang itu memperkenalkan diri bahwa ia diminta Mbak Esty untuk menghubungi saya dan memberitahukan bahwa akun FBnya di-hack. Ingatan saya langsung kembali ke kejadian Senin pagi. Seketika saya sadar bahwa link itu sebenarnya sebuah pancingan agar saya memasukkan alamat email dan password FB saya, dan…, terekamlah 2 data itu untuk dipakai meng-hack FB saya.

Sadar hal itu, segera setelah Subuh saya membuka FB dan lega mendapati akun saya masih normal. Langsung saya ganti password yang sama sekali baru. Setelah ganti password, saya coba buka akun Mbak Esty yang sudah di-hack. Ternyata penuh dengan posting foto-foto aneka gadget dan kamera digital lengkap dengan spesifikasi dan harganya. Rasanya janggal kalau cuma seorang pembeli mengunggah foto sebanyak itu jenis dan merk-nya. Pastilah maksudnya berjualan, apalagi tercantum harga barangnya.

Mbak Esty memang seorang pengusaha muda, pemilik wedding organizer khusus Muslim yang terlengkap dan paling besar di Surabaya. Jadi tak heran kalau teman FBnya banyak. Foto-foto yang sering diunggahnya tentu saja foto model riasan pengantin hasil karyanya, desain busana pengantin muslimah dan aneka dekorasi dan pernak pernik perlengkapan pengantin yang ditawarkan oleh WO miliknya. Jadi cukup beralasan kalau hacker mengincar akun FBnya. Banyak teman dan sering dipakai mempromosikan usaha pribadi, membuat akun itu menarik bagi pedagang onlen yang ingin menempuh jalan pintas tanpa susah payah.

Ternyata, menurut Santi, kini akun FB dapat diperjualbelikan. Banyaknya pedagang onlen yang memanfaatkan FB sebagai media promosi dan jualan, membuat pedagang lain yang curang, tak mau bersusah payah membuat jaringan pertemanan, maunya instant, tergiur melirik akun FB yang sudah “jadi”. Apalagi jika alamat emailyang dipakai untuk membuat akun FB sudah tidak pernah lagi dibuka dan tidak aktif selama lebih dari 3 bulan, biasanya akun email tersebut dinon-aktifkan oleh penyedia layanan email. Nah, FB yang emailnya sudah tak aktif ini makin mudah untuk dibajak. Santi menyarankan untuk memasukkan juga nomor HP sebagai verifikasi pengaman. Tapi jangan tampilkan alamat email dan nomor HP yang kita pakai untuk membuat akun FB.

Terkadang kita menganggap tidak penting 2 pertanyaan verifikasi saat membuat password. Ternyata, para hacker sudah punya daftar pertanyaan dan jawaban yang tak jauh-jauh dari seputar diri pemilik akun sehingga mudah ditebak. Karena itu Santi menyarankan agar membuat jawaban yang sama sekali “gak nyambung”. Katanya, temannya sampai punya daftar modelpassword orang Indonesia. Bermodal otulah para hacker membajak akun FB yang diincarnya.

Nah, bagi anda yang terbiasa menawarkan barang dagangan lewat FB dan sudah puny abanyak teman di FB, gantilah password anda sesering mungkin. Buatlah pasword kombinasi dari huruf, angka dan simbol sehingga susah ditebak. Periksa kembali email yang dulu dipakai membuka akun FB. Jangan sekali-kali percaya pada kiriman inbox yang seolah berisi pemberitahuan agar melakukan update, verifikasi dan sejenisnya. Sebab pengelola FB tak pernah memberikan pemberitahuan lewat inbox diFB, tetapi melalui email yang dipakai untuk membuat akun FB tersebut. Segera waspadai kalau tiba-tiba teman FB anda memposting sesuatu yang tak biasa, lalu ia menghubungi anda. Bisa jadi yang berkomunikasi dengan anda itu justru hacker-nya.

Akan lebih baik lagi kalau akun FB yang dipakai untuk berjaulan terpisah dengan akun FB pribadi. Seperti yang terjadi pada Santi, ia bisa memberitahukan teman-temannya bahkan bisa menggalang dukungan untuk melaporkan dan memblokir akun bajakan itu. Apalagi kalau teman di akun pribadi mutual dengan teman di akun yang khusus untuk jualan, akan lebih mudah mengidentifikasi. Semoga bermanfaat dan bisa melindungi dari upaya pembajakan.

catatan Ira Oemar Freedom Writers Kompasianer
×
Berita Terbaru Update