Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tips-tips Praktis Siap Siaga Menghadapi Gempa (bencana yg tidak kita inginkan)

3 Juli 2012 | 3.7.12 WIB Last Updated 2012-07-03T02:03:28Z

(foto : blog.akhirzaman.blogspot.com)

Bersyukur akhirnya PVMBG mencabut peringatan siaga tsunami. Petang tadi,, sesak rasanya dada ini melihat pemandangan memilukan, pasien-pasien di Rumah Sakit dirawat di ruang terbuka. Kaum wanita ketakutan dan kesemrawutan warga yang simpang siur di jalanan mencari temoat menyelamatkan diri. Sejak gempa pertama jam 15.38 WIB yang magnitude-nya 8,5 SR, PVMBG sudah mengeluarkan peringatan dini tsunami. Apalagi kemudian disusul gempa-gempa berikutnya hampir tiap jam setidaknya sampai sekitar jam 6 petang.

Sementara nonton tayangan berita gempa, di daerah saya turun hujan makin lama makin deras dan anginnya kencang sekali. Sejam kemudian, petir dan kilat menyambar sekeras-kerasnya, sampai saya terlompat dari kasur. TV langsung saya matikan dan lampu darurat saya pasang, khawatir ada pemadaman listrik. Dalam tempo 10 – 15 menit, ada 3x petir besar yang seolah menyambar di atas kepala.

Perasaan saya sejak semula tak enak, mungkin terpengaruh emosi prihatin saat melihat tayangan gempa di Aceh. Apalagi menurut running text di TV, peringatan tsunami itu berlaku di Aceh, Sumut, Sumbar sampai Lampung. Wah, Lampung kan dekat dengan Cilegon, hanya dipisahkan Selat Sunda. Mendadak saya ingat briefing yang pernah saya dapat akhir tahun 2010 ketika Gunung Anak Krakatau menampakkan tanda-tanda aktivitas kegempaan ribuan kali dalam sehari, yang dikhawatirkan bisa memicu tsunami di Selat Sunda. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi, siapa tahu suatu saat ada gunanya buat pembaca yang punya saudara, kerabat, sahabat di daerah-daerah yang berpotensi gempa dan tsunami.

IDENTIFIKASI ZONA BAHAYA DAN BENDA BERPOTENSI BAHAYA

Ini langkah awal yang perlu disiapkan sebelum ada gempa bahkan di saat-saat tenang, tak ada salahnya mencoba mengidentifikasi rumah dan lingkungan anda.

1. Kenali dengan baik lingkungan di sekitar rumah anda, dimana tempat yang lapang atau setidaknya agak jauh dari bangunan tinggi atau tiang listrik.

2. Kenali dengan baik jalan terdekat dan mudah menuju zona aman tersebut.
3. Jauhkan benda menggantung atau benda menempel (misalnya pigura foto/lukisan, lampu hias, lampu kristal, dll.)

4. Periksa kabel listrik atau selang gas, perbaiki jika ada yang terkelupas.

5. Jangan menyimpan benda berat di atas lemari. Umumnya orang sering meletakkan koper-koper dan barang-barang berat lainnya di atas lemari. Mulai sekarang, singkirkan benda berat itu sebab jika terjadi gempa, benda-benda di atas lemari itu bakal runtuh pertama kali dan bukan tak mungkin menimpa anda.

6. Jauhkan benda yang mudah terbakar dari api

7. Identifikasi area yang cepat runtuh dan jangan berada di sekitarnya

13341571981738135459
(foto : darmayusa.files.wordpress.com)

PERSIAPAN KESIAP-SIAGAAN

1. Tentukan zona aman yang mudah dijangkau, dimana anda dan keluarga sepakati bersama. Ini penting, sebab jika gempa terjadi siang/sore hari ketika anggota keluarga sedang tidak berkumpul di rumah, maka penentuan lokasi aman yang disepakati ini akan memudahkan keluarga untuk berkumpul di sana.

2. Pastikan anak-anak, pembantu, dan orang tua semua paham dengan kesepakatan ini.

3. Pintu penyelamatan diri harus mudah di buka dengan cara menempatkan kunci pada tempat yang tetap dan mudah di jangkau. Sepakati bersama keluarga, jika misalnya terkjadi gempa malam hari saat sedang tidur, saat terjaga semua harus menuju ke pintu keluar yang mana. Pilih pintu yang paling mudah dibuka dan arahnya menuju ke ruang terbuka.

4. Pastikan seluruh anggota keluarga tahu dimana kuncinya disimpan. Jangan panik saat membuka pintu, sebab saat gempa Jogja tahun 2006, ada pasutri pengantin baru yang justru terkuci di dalam kamar, karena berebut kunci dan saat kunci dimasukkan ke lubang kunci, justru patah karena keduanya panik.

5. Siapkan senter atau lampu darurat.

6. Siapkan tas siaga. Usahakan ukurannya sedang, tak terlalu besar, bahannya tak mudah basah. Usahakan semua benda berharga masuk ke dalam tas ini : dompet, kartu-kartu identitas, ATM kartu kredit, buku tabungan, passport, uang tunai, charger HP dan kitab suci (jika anda menganggap ini penting).

7. Jika masih mungkin, bawa pakaian seadanya atau sekedar makanan. Tentunya tas ini sudah disiapkan di saat tenang, sebelum ada gempa.

8. Latih anak-anak untuk menyelamatkan diri dan mengingat nama orang tua serta alamat tempat tinggal.

9. Tentu saja yang terpenting banyak-banyak berdoa (plus dzikir dan istighfar bagi yang beragama Islam).

Semua tips di atas mungkin perlu bagi mereka yang tinggal di daerah berpotensi gempa. Jika gempa terjadi tiba-tiba dan anda tak punya waktu untuk menyelamatkan diri, cobalah merunduk di bawah meja yang terbuat dari kayu yang kokoh. Untuk yang berada di gedung bertingkat tinggi dan tidak mungkin turun menggunakan tangga biasa – jangan gunakan lift, sangat berbahaya – berdirilah dekat tiang-tiang utama. Sebab tiang penyangga utama biasanya konstruksinya paling kokoh dan ditopang oleh baja dan beton.

Dulu saya sempat tinggal di Tokyo, seperti kita tahu hampir semua daerah di Jepang rawan gempa. Jadi sejak awal kami mengurus kartu identitas tinggal sementara di kantor Balaikot, kami sudah mendapatkan 1 set buku pedoman penyelamatan diri saat gempa dan titik-titik evakuasi terdekat. Saya berkali-kali mengalami gempa saat malam hari atau siang saat masih di sekolah. Umumnya kami tak panik, karena guru-guru kami sudah sangat menguasai keadaan.

Sekolah saya berada di pusat kota Shibuya yang sangat lively dan ramai, penuh gedung pencakar langit. Saat itu kaki saya sedikit pincang karena sesuatu hal, jadi kalau gempa saat saya di sekolah, biasanya saya malah tak ikut turun, sebab sudah pasti kalah bersaing berdesakan di tangga darurat. Biasanya saya hanya menerapkan tips yang saya dapat sambil terus berdoa sampai kondisi membaik. Tidak panik, itulah kunci utama. Atasi dengan doa dan usahakan anda yakin dengan apa yang anda ucapkan. Semoga negeri kita tercinta dijauhkan dari segala bencana dan malapetaka. Amin.

catatan ira oemar freedom writers kompasianer
×
Berita Terbaru Update