Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

pemimpin pariaman kedepan diharapkan berwawasan nasional

15 Mei 2012 | 15.5.12 WIB Last Updated 2012-05-15T11:36:33Z

pilkada yang tak sampai setahun lagi, hendaknya kita tidak terjebak dengan pola pilih pragmatis dan primodial, yang dalam arti kata memilih seseorang atas dasar sapasukuan dan hubungan kekerabatan yang diurut semakin dekat oleh sibalon. padahal jika dikajipun silsilahnya entah siapa dia dan siapa pula kita..ini tidak boleh kita abaikan, karena ini sangat penting sekali,karena suara kita yang menentukan maju mundurnya pariaman ini untuk lima tahun kedepannya, jelang pilkada banyak trik kampanye oleh balon dan timnya dalam menggaet suara pemilih, bisa saja timsesnya karena dia berteman dengan anda dia berkata "tanang selah bilo inyo tapiliah aman uda tu". trik demikian selalu memukau namun itu adalah trik pembusukan dalam demokrasi, apanya yang aman? jika seandainya dia terpilih jangankan memikirkan anda sitimses saja musti bersaing dengan sesama timses untuk mendapatkan sesuatu yang dijanjikan balon ketika kampanye kepadanya,, ini adalah faham pragmatis sempit dan primodial.mengkait2kan ranji dunsanak seseorang dan sukunya agar ia dipilih. dalam pentas politik diera modern sekarang ini pemimpin kolot yang demikian jika terpilih tak mungkin semua keinginan timsesnya ia kabulkan,ini ibarat musim durian, dikasih "saruang" untuk kalian cicipi bersama.. sementara mereka dan bersama kroni2 dan kerabatnya pada musim berikutnya takkan mengajak anda lagi.dan "bagadang dibangka durian gadang"

pariaman memerlukan seorang pemimpin yang berwawasan nasional, yang tidak mengharapkan hanya dari APBD untuk pembangunan kota pariaman kedepan,ia mesti punya jaringan yang luas ditingkat nasional dan kapan perlu internasional, mengerti cara memanajemen suatu roda pemerintahan yang baik dan bersih , dan dapat menggaet investor2 datang kepariaman untuk menanamkan modalnya demi kemajuan kampung kita. serta bersinergis dengan tokoh2 dan saudagar2 minang kita untuk merumuskan program jangka menengah dan panjang untuk kemajuan kota ini kedepannya, serta agresif dalam penetrasi penataan birokrasi yang sehat dan bebas pungli serta uang basa basi yang sudah lama mengakar.

hal ini tentu diperlukan sosok figur organisator yang sudah matang dan juga merupakan orang yang bisa diandalkan ekspansinya ditingkat nasional. jika hanya mengharapkan apbd saya rasa siapapun bisa membelanjakannya. dan kemajuan seutuhnya suatu daerah ditentukan oleh sipemegang komando tertinggi, baik buruknya birokrasi juga dari pola manejerial sipemimpin tersebut. untuk kemajuan pariaman kedepan calon yang dipilih hendaknya orang yang matang dalam ilmu ekonomi praktis. dan tau kemana uang tersebut dibelanjakan agar roda pembangunan dikota ini tetap berputar. misalnya dengan program dana hibah buat pengusaha kecil. dan juga pelatihan jiwa enterpeneur kepada pengusaha kecil tersebut.sehingga uang tersebut berkembang jadinya.

sebagian masyarakat yang sudah kapok dengan pola2 pemimpin KKN baik permainan proyek dan KKN dijabatan2 "basah" hendaknya menelaah betul balon2 yang akan maju nantinya, jangan sampai beli kucing dalam karung. dalam kampanye bisa saja dia katanya ingin menghapus praktek KKN dan korupsi. dan menertipkan sistem birokrasi.namun lihat dulu basic sicalon tersebut. apa saja yang pernah ia menej selama ini, adakah faham2 dan ideologis nasionalis dalam dirinya? lihat pula nilai bargainingnya ditingkat nasional. jika ia hanya bisa ngomong tanpa ada jejak rekam yang menunjukkan perbuatannya ditingkat nasional sudah pasti dia bukanlah calon yang pantas dipilih untuk kemajuan kota pariaman ini kedepan. seluruh warga kota pariaman tentu sangat mengharapkan seorang pemimpin yang berwawasan nasional dan dikenal luas ditingkat kalangan profesional dipentas nasional, serta mampu mensinergiskan saudagar2 kaya asal minang dan pengusaha besar nasional untuk menanamkan modalnya dikota pariaman yang kita cintai ini.

sekali lagi ingat jangan lagi terjebak faham primodial dan pragmatis sempit. kita tak memilih orang karena sukunya. namun memilih orang yang bisa mengangkat taraf hidup kita kearah yang lebih baik.

catatan oyong liza piliang


×
Berita Terbaru Update